
Sekolah Tinggi Teknologi (STITEK) Bontang, bekerjasama dengan PT. Badak NGL Bontang mengadakan kuliah umum dengan tema “Kegiatan Industri Migas untuk Memenuhi Pendapatan Negara". Kuliah umum tersebut diadakan di Kampus Utama STITEK jalan S. Parman No. 65 Bontang pada Senin, 22 Mei 2023 dengan menghadirkan Komisaris Utama PT. Badak NGL periode 2020-20-22, Bp. Ekariza sebagai pembicara. Kegiatan tersebut berlangsung dari pukul 13.30 s/d 16.00 WITA dan dihadiri oleh mahasiswa STITEK jurusan Teknik Informatika dan Teknik Elektro serta sejumlah dosen STITEK Bontang.
Kerjasama antar PT. Badak NGL dan Sekolah Tinggi Teknologi Bontang sebenarnya sudah terjalin cukup lama yakni sejak tahun 2014. Ada banyak kegiatan-kegiatan saling menguntungkan kedua belah pihak sudah dilakukan dalam kolaborasi kerjasama antara kedua instansi ini. Sementara kegiatan kuliah Umum ini merupakan kegiatan pertama yang dilakukan pada tahun 2023. Mengambil tema tentang industri minyak dan gas, dimaksudkan kulih umum ini dapat memberikan wawasan kepada mahasiswa STITEK mengenai dunia industri minyak dan gas serta peluang kerja yang ada dalam industri tersebut. Wakil Ketua 2 STITEK bidang SDM, Inovasi, Mutu, dan Kerjasama; Bp. Herri Susanto, S. S., M. Hum. menyampaikan:
“Acara Kuliah Umum tersebut sangat luar biasa dimana Bp. Ekariza menyampaikan materi tentang industri migas untuk memenuhi pendapatan negara melalui Pertamina. materi tersebut dapat membuka wawasan mahasiswa dan peserta yang hadir bahwa memang perusahaan BUMN itu diperuntukkan dalam mendukung program pemerintah. Setelah mengikuti pemaparan materi tersebut kita dari pihak kampus juga akan mempersiapkan kompetensi mahasiswa kita supaya memenuhi dalam aspek skill dan nantinya bisa bersaing masuk ke perusahaan Pertamina.”
Sementara itu dalam paparan materinya, Bp. Ekariza yang saat ini menjabat sebagai Dewan Komite Komisaris PT Badak NGL menyampaikan tentang mekanisme proses penambangan minyak dan gas dari hulu ke hilir. Beliau juga menjelaskan tentang defisitnya negara kita akan produksi minyak dimana kebutuhan minyak nasional per harinya adalah 1,6 juta barrel, sementara produksi minyak hanya mencapai 700 ribu barrel/ hari. Hal ini yang membuat kita harus mengimpor minyak dari luar negeri. Untuk itu solusi akan hal tersebut adalah meningkatkan explorasi pencariuan sumur-sumur minyak baru supaya nantinya produksi bisa meningkat.
Selain itu dalam penyampaian materi Bp. Ekariza juga menjelaskan tentang peluang bekerja di sektor industri minyak dan gas serta kompetensi apa yang harus dimiliki dan disiapkan jika ingin terjun di industri migas. Setelah selesai penyampaian materi dilanjutkan sesi tanya jawab dimana banyak mahasiswa yang bertanya terkait industri migas di Indonesia saat ini. Dalam sesi ini terlihat mahasiswa begitu antusias bertanya terkait materi yang disampaikan. Sesi tanya jawab berlangsung interaktif sampai penutupan acara yakni pukul 16.00 WITA. (ZU-Humas STITEK)