Ketua STITEK Wakili Akademisi Bontang pada Workshop di Kota Bangkok, Thailand

Ketua STITEK Bontang bersama dengan Pemkot Bontang hadiri workshop dan training terkait Pembangunan Kota yang Tahan terhadap Perubahan Iklim serta Bencana Alam. Acara tersebut berlangsung dari tanggal 8 s/d 11 Mei 2023 di Kota Bangkok, Thailand. Ketua STITEK dan Pemkot Bontang hadir pada training tersebut atas undangan dari Asian Institute of Technology Thailand dimana ada 6 negara yang diundang antara lain Indonesia, Filipina, Vietnam, Thailand, Laos, dan Nepal.


Kota Bontang terpilih mewakili Indonesia berkat prestasi yang sudah ditorehkan Kota Taman diantaranya sebagai Clean Land Katagori Kota Bersih Skala Kecil tingkat Asean dan Wali Kota Bontang tahun 2022, dan Wali Kota Bontang Bp. Basri Rase pernah menjadi Pembicara dalam forum internasional Local Leaders Forum Towards Inclusive, Safe, Resilient dan Sustainable Cities Global Platform for Disaster Risk Reduction yang digelar di Bali pada 2022 lalu. Berkat dua prestasi ini Kota Bontang diundang dalam workshop dan training oleh Asian Institute of Technology.


Mewakili Kota Bontang untuk hadir dalam acara ini adalah dari Badan Penelitian dan Pengembangan (Bapelitbang) Bontang, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bontang, dan Ketua Sekolah Tinggi Teknologi (STITEK) Bontang. Hadirnya Ketua STITEK ini mewakili kalangan akademisi Kota Bontang dimana pada prakteknya, peran akademisi sangatlah penting untuk digandeng sebagai penasihat dalam pembangunan daerah. Hal ini sejalan dengan fungsi Tri Darma Perguruan Tinggi antara lain penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, sehingga akademisi harus hadir ditengah-tengah pembangunan dengan hasil penelitiannya untuk diaplikasikan dalam pembangunan dan pengabdian kepada masyarakat.


Workshop dan training yang berlangsung di Kota Bangkok ini diharapkan menjadi salah satu implementasi untuk kesiapan para pemerintah lokal Kota di setiap negara untuk bisa beradaptasi dan siap menghadapi resiko perubahan iklim serta bencana alam. Diharapkan dalam pembangunan Kota akan berdasar pada kesiapan sebagai Kota yang tahan akan bencana alam. Adapun materi pembahasan dan diskusi dalam workshop tersebut antara lain: 1. Kesempatan bagi setiap Kota dan pemerintah setempat untuk mengembangkan kapasitas rencana pembangunan ketahanan kota; 2. Saling bertukar informasi dan strategi antar peserta dalam implementasi pembangunan ketahanan Kota; dan 3. Saling kerjasama antara pemerintah Kota dan stakeholder dalam pembangunan dengan mengintegrasikan adaptasi terhadap iklim, serta mengubah prinsip pengurangan resiko bencana menjadi strategi dan kebijakan pembangunan.


Workshop yang berlangsung selama 4 hari di Sukosol Hotel Kota Bangkok tersebut diselenggarakan oleh the Asian Institute of Technology (AIT), dan bekerjasama dengan the United Nations Office for Disaster Risk Reduction (UNDRR), United Nations Development Programme (UNDP), International Federation of Red Cross and Red Crescent Societies (IFRC), Local Governments for Sustainability (ICLEI), United Cities and Local Governments (UCLG), United Nations Office for Project Services (UNOPS), and Educational Partnerships for Innovation in Communities (EPIC-N) serta didukung oleh the Ministry of the Environment, Government of Japan (MoEJ). (ZU/Humas STITEK Bontang)