.png)
Sejumlah karya inovasi teknologi yang diciptakan akademisi Sekolah Tinggi Teknologi (STITEK) Kota Bontang didaftarkan dalam Pupuk Kaltim Innovation Challenge (PIC) tahun 2021. Ajang ini merupakan apresiasi PT Pupuk Kaltim terhadap inovator lokal di Kota Bontang untuk bersaing mendapatkan hadiah dan pembinaan.
Salahsatu tim peserta STITEK Bontang, Electrical Engineering, mengajukan Mesin Pembuatan Cocopeat Mini. Cocopeat merupakan hasil olahan sabut kelapa yang kemudian digunakan sebagai media tanam organik. Inovasi dilakukan terhadap mesin produksi yang ukurannya lebih kecil sehingga lebih terjangkau.
Ketua Tim Electrical Engineering Arfittariah mengatakan, mesin pembuatan cocopeat ini ditujukan bagi pelaku UMKM untuk meningkatkan produksi media tanam di Bontang. Cocopeat dinilai sebagai media tanam modern yang memiliki daya tahan serta kualitas yang tak kalah dari media tanam lain.
Cocopeat termasuk ke dalam media tanam hidroponik yang bersifat organik, karena terbuat dari serbuk serabut kelapa. Produk ini termasuk sebagai media tanam hidroponik karena dapat menahan air serta memiliki unsur kimia lumayan banyak.
“Yang berbeda dari mesin lainnya, mesin kami ini tidak menggunakan bahan bakar diesel melainkan menggunakan tenaga listrik. Sehingga ramah lingkungan dan biaya produksinya juga jauh lebih murah daripada mesin konvensional,” jelas Arfittariah dalam keterangan resminya, Selasa, 14 Desember 2021.
Pilihan inovasi ini juga berdasarkan potensi pertambahan nilai sabut kelapa yang selama ini dianggap sebagai limbah atau sampah. Dengan diolah, sabut kelapa dapat digunakan sebagai media tanam alternatif bagi petani atau pelaku usaha. Industri mitra mengalami hambatan untuk dapat menghasilkan produk cocopeat yang bermutu. Hal ini disebabkan karena alat yang dijual sangat mahal dan juga tidak ramah lingkungan.
“Saya juga sempat mengecek pelaku usaha yang menggunakan cocopeat belum lama ini. Dipakai menaman tomat ceri hingga 200 pohon di green house. Pengakuan petani, cocopeat dapat digunakan terus menerus walaupun sudah berganti tanaman. Petani tinggal menetralkan media tanamnya saja,” ungkap perempuan yang juga Kepala Prodi Teknik Elektro di STITEK Bontang itu.
Ia berharap, ivonasi ini dapat terpilih dalam PIC 2021 yang diprakarsai PT Pupuk Kaltim. Sehingga ke depan, dapat diproduksi massal dan dipasarkan atau disalurkan kepada pelaku usaha khususnya yang bergerak di sektor pertanian skala kecil di Kota Bontang.
Selain mesin produksi cocopeat, STITEK Bontang juga mengikutsertakan sejumlah inovasi teknologi lain. Di antaranya ialah TahuTek System Work (Nur Imansyah), Proditi STITEK (Abadi Nugroho), Wastafel Cerdas (Akbar), serta RIDIKTIV_X dan Y (Rio Jumardi). (*)